Minggu, 02 Juni 2013

Memperbaiki Masalah Device Not Recognice di Windows 7

Saat memasukkan USB flashkdisk ke port USB tiba-tiba muncul notifikasi USB Device not recognized. Tidak hanya dengan flashdisk, terkadang juga muncul saat memasukkan kabel handphone, kamera, modem dan lain2 yang berhubungan dengan USB port. Masalah tersebut penyebabnya ada 2 hal, pertama disebabkan oleh Software dan kedua disebabkan oleh Hardware.




Yang Pertama disebabkan oleh Software dengan asumsi hardware flashdisk dalam keadaan baik, notifikasi tersebut terjadi karena Windows 7 menganggap usb flashdisk anda itu mengalami malfungsi (gagal fungsi). Bagaimana cara mengatasinya? Ikuti langkah-langkah berikut:



▪ Restart Komputer
Yang pertama-tama bisa dilakukan, mungkin hal ini bisa memecahkan masalah tersebut.
 
▪ Melepas kabel power supply atau battery untuk laptop.
Cara ini memang tidak populer (bisa dibilang ‘tak biasa’), tetapi ketika membaca berbagai tanggapan akan permasalahan ini di situs Microsoft, ternyata menggunakan cara ini banyak yang berhasil. Caranya dengan mematikan komputer kemudian melepas kabel power supply (listrik) yang terpasang ke Komputer, kemudian tunggu satu atau beberapa menit dan pasang kembali kabel power tersebut.

Untuk laptop, melepas kabel saja belum cukup, tetapi juga harus melepas battery laptop dan tunggu beberapa menit kemudian pasang kembali. Jika langkah ini berhasil, kemungkinan yang bermasalah di chipset Motherboard komputer tersebut. Dengan melepas power supply, maka motherboard akan melakukan inisialisasi ulang sistem didalamnya.
 
▪ Gunakan System Restore
Apabila System Restore di komputer aktif, kita bisa mengembalikan setting dan konfigurasi sistem komputer ke waktu atau keadaan sebelum USB tidak terdeteksi. Perlu di ingat bahwa dengan sistem restore, maka program atau aplikasi yang ada setelah waktu/tanggal Restore akan hilang (tergantung setting drive mana yang di monitor).

 



System Restore bisa diakses melalui menu Start All Programs Accessories System Tools System Restore.
 
▪ Uninstall USB Host Controller melalui Device Manager
Langkah ini juga dilaporkan banyak yang berhasil mengatasi masalah USB Device Not Recognized. Langkah detailnya sebagai berikut :
Buka Control Panel dan pilih Device Manager. Atau klik kanan Computer dan pilih Properties, kemudian pilih menu Device Manager. Cara pada menu Run lain ketikkan devmgmt.msc dan klik OK, selanjutnya dari window yang muncul pilih Device Manager
Pilih "Universal Serial Bus Controllers" ( biasanya terletak di bagian paling bawah), dan klik dua kali untuk melihat tampilan seperti berikut: 






Klik kanan dari daftar yang ada kata-kata "Host Controller" kemudian pilih Uninstall. Lakukan satu persatu, ingat yang ada kata "Host Controller" saja, kecuali ada masalah dengan port USB lainnya (sesuai dengan di daftar yang ada)
Setelah selesai Restart, maka Windows akan otomatis melakukan installasi ulang driver USB di komputer

Jika setelah restart windows tidak melakukan installasi ulang driver USB, buka kembali Device Manager, dan klik kanan "Universal Serial Bus Controllers" kemudian klik menu "Scan for hardware changes". Biasanya langkah diatas bisa mengatasi masalah USB tidak terdeteksi.
 
▪ Gunakan Microsoft FixIt
Mungkin ini cara yang di rekomendasikan, yaitu dengan menggunakan Tools dari Microsoft yang didesain khusus untuk mengatasi masalah USB yang tidak terdeteksi. Kunjungi halaman Diagnose and fix Windows USB problems automatically, selanjutnya klik tombol Run Now, maka ada di download tools kecil FixIt. Setelah selesai jalankan file tersebut (memerlukan koneksi internet untuk menggunakan program ini, karena akan mengunduh file yang lebih besar dari Microsoft).

 



Alternatifnya download versi Offline silakan download pada link berikut FixIt Windows Xp,Vista,7 (26 MB) atau FixIt Windows 7 ( 10 MB). Buka folder FixIt Portable dan jalankan file Launch Fix it.exe.

Demikian berbagai cara untuk mengatasi "USB Device Not Recognized" semoga salah satu cara di atas bisa mengatasi masalah sobat, dan terima kasih atas kunjungannya. Untuk cara memperbaiki flashdisk USB device not recognized secara Hardware silakan klik di sini!.

Rabu, 10 April 2013

Pengertian, Fungsi dan Contoh dari Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram atau sering disingkat DFD adalah perangkat-perangkat analisis dan perancangan yang terstruktur sehingga memungkinkan peng-analis sistem memahami sistem dan subsistem secara visual sebagai suatu rangkaian aliran data yang saling berkaitan.

Simbol dalam Data Flow Diagram
gambar 1.1 Simbol-simbol dalam DFD

Entitas  biasanya diberi nama dengan kata benda.
Aliran data merupakan perpindahan data dari satu titik ke titik yang lain (penggambarannya dengan cara kepala tanda panah mengarah ke tujuan datanya.
Proses biasanya selalu menunjukkan suatu perubahan data dan terjadinya proses transformasi data.
Penyimpanan Data (data store) diberi nama dengan kata benda, sesuai dengan data yang disimpan didalamnya.
Didalam DFD terdapat 3 level, yaitu :
1. Diagram Konteks : menggambarkan satu lingkaran besar yang dapat mewakili seluruh proses yang terdapat di dalam suatu sistem. Merupakan tingkatan tertinggi dalam DFD dan biasanya diberi nomor 0 (nol). Semua entitas eksternal yang ditunjukkan pada diagram konteks berikut aliran-aliran data utama menuju dan dari sistem. Diagram ini sama sekali tidak memuat penyimpanan data dan tampak sederhana untuk diciptakan.
2. Diagram Nol (diagram level-1) : merupakan satu lingkaran besar  yang mewakili lingkaran-lingkaran kecil yang ada di dalamnya. Merupakan pemecahan dari diagram Konteks ke diagram Nol. di dalam diagram ini memuat penyimpanan data.
3. Diagram Rinci : merupakan diagram yang menguraikan proses apa yang ada dalam diagram Nol.
Fungsi DFD
Fungsi dari Data Flow Diagram adalah :
  • Data Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yang memungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual maupun komputerisasi.
  • DFD ini adalah salah satu alat pembuatan model yang sering digunakan, khususnya bila fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih penting dan kompleks dari pada data yang dimanipulasi oleh sistem. Dengan kata lain, DFD adalah alat pembuatan model yang memberikan penekanan hanya pada fungsi sistem.
  • DFD ini merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program.
Contoh DFD 
Diagram Konteks

gambar 1.2 Diagram Konteks (diagram level 1)
Diagram Nol
gambar 1.3 Diagram Nol (DFD Level 2)
Diagram Rinci
gambar 1.4 Diagram Rinci (DFD Level 3)

Jumat, 15 Februari 2013

Cara menghubungkan CSS ke HTML


Apa itu css? susah untuk di definisikan. Ibaratnya seperti kehidupan manusia, jika manusia ingin tampil lebih cantik dan ganteng, biasanya manusia akan pergi ke salon untuk menghias diri mereka. kalo di dunia pemrograman web, CSS tersebut merupakan salon dari HTML tersebut. Jadi kalo halaman web anda tampil lebih cantik atau ganteng silahkan tambahkan dengan CSS. CSS tersebut digunakan untuk mengatur tata letak object (layout) pada sebuah halaman web. Kalau jaman dulu tidak ada yang namanya CSS, jadi untuk mengatur tata letak object, programmer menggunakan fungsi table.
Pada tulisan perdana tentang css ini, kita akan membahas bagaimana cara mengkoneksikan atau menghubungkan HTML dengan css yang sudah kita buat. Untuk mengkoneksikan HTML dengan CSS memiliki 3 (tiga) cara yaitu:
1. Inline, code/script css ada di dalam tag html. Metode ini digunakan jika anda ingin memberikan css pada setiap tag html yang anda miliki. Untuk contohnya silahkan lihat coding dibawah ini:
1
2
<p style="property1:value; property2:value;">contoh css inline pada tag paragraf</p>
<h1 style="property1:value; property2:value;">contoh css inline pada tag heading</h1>
Pada contoh diatas pada tag paragraf <p> dan heading 1 <h1> diberikan sedikit css dengan menggunakan bantuan attribut style.
2. Internal, code/scipt css ada di dalam satu file dengan file html. Metode ini digunakan jika kita menggunakan selector yang tidak terlalu banyak. Untuk pembuatannya akan kita tuliskan di bawahnya tag tutup title </title> atau dibawah tag tutup head </head>. Lalu apa itu selector? biar postingannya tidak carut marud maka tentang selector akan dibahas di postingan berikutnya. Untuk contoh penulisan codinya akan seperti dibawah ini:
Dibuat di bawah </title> atau </head>
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
<style type="text/css">
.selector1{
property1:value;
property2:value;
property3:value;
}
#selector2{
property1:value;
property2:value;
property3:value;
}
p{
property1:value;
property2:value;
property3:value;
}
</style>
Dibuat/dipanggil di antara <body></body>
1
2
3
<div class="selector1">Menggunakan selector1 sebagai css</div>
<div id="selector2">Menggunakan selector2 sebagai css</div>
<p>css pada tag standar html</p>
Jika sebuah selector diawali dengan tanda titik (.) maka selector tersebut bertype class, sedangkan jika sebuah selector diawali dengan tanda pagar/hash (#) maka selector tersebut bertipe id. Silahkan perhatian dengan teliti cara pemanggilan selector-nya di dalam tag body.
3. Eksternal, file CSS terpisah dengan file HTML-nya.  Maksudnya disini file css dan file html berdiri sendiri dengan masing-masing. Jadi akan memiliki dua file, yaitu file bertipe css (sample.css) dan file bertipe html (sample.html). Metode ini digunakan jika kita banyak memiliki selector, jadi supaya programmer tidak bingung dalam pemrograman, maka filenya lebih baik dipisahkan saja, jadi lebih gampang untuk membaca coding-nya. Berhubung filenya terpisah, maka file tersebut perlu kita hubungkan/koneksikan. Misalnya disini kita memliki dua file, yaitu style.css dan index.html, jadi untuk menghubungkan kedua file tersebut, maka langkah-langkahnya sebagai berikut:
Pada file index.html, tuliskan/kerjakan di bawahnya tag </title>
1
<link href="style.css" rel="stylesheet" type="text/css" />
Pada file index.html di antara body panggil selector yang anda perlukan, misalnya:
1
2
3
<div class="selector1">Memanggil selector yang pertama</div>
<div id="selector2">Memanggil selector yang kedua</div>
<p>Memanggil yang menggunakan tag standar html</p>
Sedangkan di halaman style.css, silahkan dibuat selector yang anda perlukan
1
2
3
.selector1{property1:value; property2:value; property3:value;}
#selector2{property1:value; property2:value; property3:value;}
p{property1:value; property2:value; property3:value;}
Demikianlah cara-cara yang digunakan untuk menghubungkan/mengkoneksikan antara pemrograman css dengan pemrograman html. tentunya semuanya baik untuk digunakan, sekarang tergantung kebutuhan anda, apakah akan membuat css yang banyak atau sedikit? silahkan dibijaksanai oleh diri anda sendiri. selamat mencoba!