Rabu, 13 Oktober 2010

Mamalia Penjelajah Paling Hebat di Bumi.




Paus bungkuk telah berkelana menempuh jarak yang paling jauh yang pernah dilintasi oleh mamalia. Binatang raksasa itu berenang mengarungi jarak 10 ribu kilometer, hampir setara dengan seperempat garis keliling dunia.

Penjelajahan paus betina, yang dilaporkan dalam jurnal 'Biology Letters' dari Royal Society itu, dimulai dari pantai Brazil dan berakhir di Madagaskar. Jaraknya lebih dari 6200 mil atau 10.000 kilo meter.

Perjalanan itu berhasil diketahui ketika binatang itu berhasil difoto dua kali pertama ketika berada di sarangnya di Brazil dan yang kedua ketika sedang mengarungi pesisir pantai Madagaskar.Paus yang diidentifikasi sebagai 'Antatic Humpback Whale Catalogue' nomor 1363 itu dikenali dari ekornya. Setiap paus bungkuk punya tanda khusus pada ekor mereka. Perpindahan paus bungkuk selalu mengarah ke utara dan selatan, bukan timur dan barat.

Para ilmuwan belum mengetahui apakah perjalanan binatang itu dilakukan secara sengaja atau hasil dari sebuah 'kekeliruan' navigasi, demikian tulis The Telegraph.Tetapi Dr Peter Stevick dari College Of The Atlantic, Maine, Amerika Serikat, yang memimpin penelitian itu punya satu dugaan.

"Jika saya harus menebak, menurut saya binatang itu melakukan sebuah migrasi normal ke Antartika untuk mencari makanan dan dari sana ia berpindah ke Madagaskar," papar Stevick seperti yang dikutip BBC."Jika saya boleh menebak rutenya maka tampaknya akan dimulai dari Brazil lalu ia berpindah ke Samudera Antartika, dan terakhir ke Samudera Indonesia," papar Stevick lebih lanjut.

Paus Bungkuk memang dikenal karena pergerakan migrasinya yang jauh. Biasanya paus bungkuk menempuh jarak 3100 mil atau 5000 kilo meter setiap musim menuju tempat berkembang biak yang baru.Akan tetapi perjalanan yang menempuh jarak sangat jauh seperti ini untuk berkembang biak sangat jarang terjadi, Apa lagi dilakukan oleh seekor paus betina karena biasanya yang mencari pasangan berkembang biak adalah paus jantan.

"Jika binatang selalu kembali ke tempat yang sama untuk berkembang biak dan jika kemudian terjadi perubahan pada lingkungan itu, maka binatang itu mungkin akan mencoba beradaptasi, melakukan sedikit perjalanan untuk mencari tempat yang baru," jelas Stavik lagi.

Petualangan itu mungkin telah memakan waktu beberapa minggu dan para ilmuwa sejauh ini baru mencatat dua kali penampakan mahluk itu.Tim peneliti dalam studi itu terlibat dalam penelitian panjang, mengumpulkan, dan menjelaskan gambar-gambar dari ekor paus untuk mengembangkan 'sebuah gambar besar dari prilaku paus bungkuk dan pola migrasi mereka'.

Perokok dan Gangguan Mental.



         Penelitian baru menunjukkan perokok lebih mungkin terkena gangguan kesehatan mental, memiliki pola makan buruk, dan lebih banyak mengonsumsi minuman beralkohol daripada bukan perokok.
Seperti dikutip dari Guardian, menurut penelitian 50 persen perokok minum lebih banyak dari batas yang disarankan. Sebanyak 14 persen perokok dirawat karena gangguan kesehatan mental.
Mereka juga lebih berisiko tinggi menderita gangguan jantung, gangguan pernafasan, dan arthitis daripada mereka yang tidak merokok.

         Penelitian menunjukkan bahwa perokok memiliki gaya hidup yang lebih tidak sehat dari bukan perokok atau mereka yang sudah berhenti merokok. Setengah dari semua perokok minum lebih dari batas resmi yang disarankan, tetapi di bawah 40 persen dari mereka yang tidak pernah merokok lakukan.

        Kecenderungan itu terutama pada pria. Sementara itu, 35 persen dari perokok peminum berat, hanya 23 persen bukan perokok dan 31 persen mantan perokok yang melakukannya.
Demikian pula, 39 persen bukan perokok makan lima porsi buah-buahan dan sayuran seperti yang disarankan setiap hari. Hanya 28 persen perokok yang melakukannya. Sebanyak 8 persen dari bukan perokok dan mantan perokok sudah dirawat karena beberapa gangguan penyakit jiwa, sedangkan perokok sebanyak 14 persen.

       Kemungkinan perokok perempuan menjalani perawatan hampir dua kali lipat daripada pria. Perempuan perokok sebanyak 18 persen sementara pria perokok 10 persen. Para perempuan itu juga lebih berisiko terkena penyakit saluran pernafasan atau arthritis.

      Penemuan itu berdasarkan profil kesehatan dari 13.000 perokok, mantan perokok dan mereka yang tak pernah merokok. Penelitian dilakukan oleh peneliti dari Cardiff Institute of Society and Health di Cardiff University dan Ash Wales. Dr. Sarah Whitehead memimpin penelitian itu.