Jumat, 28 Desember 2018

Touch The Sky

      

Cerpen Karangan: Dara Cahya (29 November 2018)



       Kalau bukan tekad yang kuat, apalagi yang bisa mendorong kita untuk bangkit setelah jatuh?

Kawan, itu adalah motto hidupku. Jika aku tidak memiliki sesuatu yang disebut tekad, aku tidak akan bisa menjadi seperti ini. Aku adalah seorang CEO. Pemilik perusahaan CC Group yang bergerak di bidang otomotif, resource & hotel. CC Group telah memiliki banyak anak perusahaan yang merata di daratan Asia dan Eropa.

Kalian pikir aku mendapatkan semua ini seperti semudah aku meniup lilin? Atau apa kalian berpikir aku mendapatkan ini semua karena aku seorang pewaris selanjutnya dari keluarga konglomerat? Sayang sekali, pemikiran kalian salah besar. Keringatku sendirilah yang membangun perusahaan ini mati-matian, semuanya dimulai dari nol.


Ingin kuceritakan bagaimana aku mendapatkan semua ini? Baiklah, aku akan menulisnya. Sebelumnya perkenalkan namaku Flo. Aku adalah anak tunggal dari keluarga yang berekonomi sedang.

Dulu, sewaktu aku masih duduk di bangku pendidikan tingkat SD-SMA teman-teman sering memanggilku atau menjulukiku ‘All Fire’. Kukira itu sebuah pujian. Tapi tidak, mereka mengolokku karena nilai raporku banyak yang berwarna merah. Artinya nilaiku berada di bawah KKM.

Usiaku pada saat itu yang seharusnya menikmati senangnya bermain bersama teman-teman, mereka justru mengucilku, mengolokku, mencemooh dan merendahkanku. Jadi, aku tak punya teman sama sekali. Teman sebangku? Dia tak pernah memakiku seperti yang lain tapi dia selalu mengabaikanku seperti tak menganggap aku ada. Padahal aku juga ingin rasanya, ingin tertawa dan menangis bersama mereka.


Apa responku saat mereka memandangku sebelah mata saat itu? Coba tebak. Aku melawan? Aku mengolok balik? Tidak. Saat itu aku hanya bisa berdiam diri. Pasrah akan perlakuan mereka. Bodoh memang. Jujur, aku benci ingatan-ingatan itu.

Kuakui aku anak yang paling bodoh di sekolah. Aku merasa tak punya potensi dan bakat. Aku seperti anak tolol karena tak punya kemauan untuk belajar. Saat belajar pun aku seperti membutuhkan teman untuk partner belajarku, yang berarti aku tidak bisa belajar sendiri karena aku butuh penjelasan materi-materi pelajaran. Tapi, kenapa tak ada seorang pun yang membantuku?


Kalian harus tau teman sejati hanya memang ada di buku dongeng! Aku benar kan?

Disaat aku merasa terpuruk. Orang yang satu-satunya kuharapkan bisa menenangkanku, melindungiku dari ejekan mereka malah membuatku semakin hancur. Dia adalah seseorang yang kusebut ayah. Dikala semua orang menganggap sosok ayah adalah seseorang yang hangat, bagiku dia adalah peluru panas yang siap menghunuskan pistolnya padaku.

Maksudnya, ayah juga sama seperti mereka. Bahkan lebih. Dia lebih menginjak-injakku daripada teman-teman.


“Kau bodoh dan tak berguna”
“Kau itu idiot”
“Kapan kau banggakan ayah? Huh, ayah tak akan berharap, Flo. Nilai rapormu saja sangat menjijikkan”
“Sadarlah, kau memang rendahan”
“Otakmu terbuat dari apa? Kau sangat bodoh sekali. Dasar otak ayam”
Dan masih banyak perkataannya yang lain yang ditujukan padaku. Kalimat pedasnya itu masih berputar-putar dalam otakku sampai sekarang. Ibuku? Dia sudah pergi ke Surga saat berjuang melahirkanku. Sehingga aku dibesarkan oleh ayah.

Aku marah pada ayah dan juga mereka. Aku menyalahkan Tuhan karena Dia menciptakanku dengan otak yang berIQ rendah. Ah aku kolot saat itu, padahal IQ bisa berubah.


Cukup. Aku sudah benar-benar terpuruk dan lelah akan semua perlakuan mereka. Aku jatuh dan tak seorang pun yang sudi menolongku. Aku mulai berpikir, aku tak bisa terus menerus berdiam seperti ini.

“Tuhan tidak akan merubah suatu kaum jika mereka tidak mau berusaha'” gumamku saat membaca terjemahan Kitab Suciku selepas sembayang. Aku merenung setelahnya.
Aku ingin merubah diriku karena aku sangat lelah dan bohong jika aku tak apa-apa diperlakukan rendah seperti itu. Mulai saat itu, aku punya mimpi. Sama seperti mereka.




Mimpiku adalah…
Mimpiku sangat tinggi, seperti tak sebanding dengan keadaanku sekarang.
Apa aku bisa? Apa aku bisa meraih langit itu? Walau tau itu tak mungkin tapi aku bisa berpegang pada mimpiku kan? Aku tak butuh seseorang untuk membantuku terbang kan? Aku bisa belajar sendiri kan? Aku hanya butuh tekad untuk membuatku bersemangat mengejar mimpiku. Aku sadar, tidak ada kata tak mungkin dan terlambat selagi ada waktu dan juga kesempatan.


Aku berusaha dengan belajar giat dari sana. Tak lupa juga berdoa pada Sang Kuasa.

Setiap harinya aku belajar dan belajar. Jika tidak mengerti materinya maka aku meminta mendatangi guru yang bersangkutan secara pribadi. Walaupun kelihatannya berat, tapi mereka membantuku. Guru-guru menatap aneh diriku. Seperti pandangan ‘buset. Kesambet apa anak ini? Tumben dia mau belajar?’ yah seperti itu menurutku. Tapi itu tak kuhiraukan.

Ternyata aku berhasil. Nilai rapor semester genap kelas 11 aku meraih posisi rangking kedua. Perasaanku saat bahagia saat itu, aku bersyukur berkali-kali pada Tuhan. Teman-teman tentunya terkejut dengan nilaiku. Kupikir mereka akan berhenti mengolokku. Namun, mereka malah menjadi-jadi. Mereka malah menuduhku yang tidak-tidak.
Ayahku juga masih sama saja sikapnya. Dan aku tak mempedulikan semuanya.


Hingga waktu tes masuk PTN favorit, aku gagal tak diterima. Padahal semenjak saat itu aku terus mempertahankan dan menaikkan nilai-nilaiku.
Mungkin Tuhan masih mengujiku. Aku tak marah karena aku sadar usahaku belum seberapa. Saat aku sudah berada di puncak, di sana masih ada gunung yang harus kudaki.

Ayahku terus menerus menertawakanku karena aku gagal. Katanya anak tolol sepertiku tak pantas masuk ke PTN.
Tapi sayangnya, aku tak berencana untuk jatuh.
Aku tak berencana untuk hancur.
Aku akan terus bangkit lagi meski aku berada dalam kekalahan.
Ibu, aku dilahirkan untuk tidak menyerah bukan?


Yah seperti itulah proses saat aku ingin dapat menyentuh langit. Menjadi CEO kini adalah buah keringatku. Saat menjadi CEO pun aku masih menjumpai kegagalan, cemohan, dan olokan. Itu seperti tak pernah lepas dari hidupku. Karena itu aku justru mensyukuri, apapun itu aku berusaha menikmatinya.

Ah satu lagi kunci kesuksesan selain berusaha dan berdoa. Adalah muliakanlah orang yang sedang kesusahan. Ulurkan tanganmu untuk mencabut duri yang tertancap di hatinya.

Aku menyusuri jalan setapak yang mengiringku menemui orangtuaku. Aku duduk untuk menabur bunga dan memanjat doa untuk ayah dan ibu di depan pusara mereka. Setelah itu, aku akan bercerita keluh kesahku




“Ayah, maafkan aku karena pernah membencimu. Ayah, kini aku telah mengerti. Terima kasih, selama ini kaulah orang yang mendorongku untuk maju. Setiap kata yang kau keluarkan dulu ternyata itu untuk melindungiku di masa depan. Aku tak akan goyah, aku akan kuat jika ada orang-orang yang menyakitiku. Itu kan maksud ayah? Ayah ibu, meskipun sudah terlambat, aku tetap ingin mengatakannya. Ayah ibu betapa aku mencintai kalian”.


Selesai.


Cerpen Karangan: Dara Cahya (29 November 2018)
Blog / Facebook: Cahya Maudy



Cerpen Karangan: Dara Cahya (29 November 2018)
Blog / Facebook: Cahya Maudy

5 Hal Untuk Kamu Yang Terus Berjuang Mendapatkan Pekerjaan Impian

        Lulus dari satu jenjang pendidikan dan lekas mendapatkan pekerjaan sesuai keinginan adalah dambaan setiap orang. Tapi hidup tak semulus jalan tol, kadang yang terjadi justru pekerjaan yang kita tekuni jauh sekali dari apa yang kita ingini. Memang semua orang punya gambaran pekerjaan impian yang ingin mereka lakukan. Tapi belum tentu pekerjaan impian mereka akan langsung di dapatkan pasca kelulusan. Sudah coba apply lamaran sana-sini tapi hasilnya juga masih jauh dari yang diharapkan. Bahkan terpaksa juga harus jadi pengangguran untuk beberapa saat. Sebenarnya dari keadaan itu ada beberapa pelajaran yang dapat kita petik untuk memantik semangat kita agar kita tetap berbesar hati dan berlapang dada serta bersyukur atas keaadaan kita. Berikut adalah ulasannya:




1. Belum dapat pekerjaan impian berarti kita diminta untuk lebih besar lagi dalam berusaha



Bukan Tuhan tidak sayang pada kita sehingga Dia tak mau mengabulkan apa yang kita minta, hanya saja Tuhan tahu seberapa kuat diri kita. Dia ingin kita berusaha lebih besar lagi. Kegagalan yang kita temukan hari ini adalah kunci keberhasilan kita nanti. Semakin sering kita gagal semakin terlatih kita untuk menjadi kuat. Bisa jadi kita diminta untuk latihan, dan saat waktunya tepat kita sudah siap. Dan ketika waktunya tiba, kita akan benar-benar siap untuk bekerja.



2. Tuhan sedang Memberimu Kesempatan untuk Tekuni Hobi yang Sempat Terhenti


Kamu mungkin pernah punya hobi yang sempat kamu jadikan nomor sekian karena kamu sedang mengejar kelulusan. Saat kamu sudah lulus kamu merasa tidak ada kegiatan dan sedang jadi pengangguran, bisa jadi saat seperti ini adalah waktu yang tepat untukmu untuk menunaikan hobimu yang sempat tertunda. Akan banyak waktu yang kamu miliki untuk menekuni hobi yang sempat terhenti. Tetap semangat ya, siapa tahu dari hobi bisa jadi menghasilkan money.





3. Bisa Jadi Tuhan sedang Memberimu Banyak Waktu Luang untuk Berkumpul dengan Orang tua dan Sahabat Tersayang


Saat kamu merasa jadi pengangguran, pernahkah kamu berpikir bahwa Tuhan sedang membrerrimu banyak waktu luang untukmu berkumpul dengan orang-orang tersayang? Waktumu yang dulu tengah kamu habiskan untuk kuliah dan mengejar kelulusan, kini dapat kamu nikmati bersama ibu, bapak, dan orang-orang tersayang. Sejenak nikmatilah momen itu, karena kelak saat kamu bekerja, tentu waktu luang untuk berkumpul bersama mereka akan sangat kamu rindukan.



4. Yang Perlu Diingat, Berkarir Bukan Melulu Tentang Jadi Pegawai ataupun Karyawan


Uang tidak selalu didapat hanya dengan kita bekerja sebagai pegawai ataupun karyawan. Toh tujuan utama menuntut ilmu saat di bangku kuliah juga tak semata-mata untuk bekerja. Berkarir cemerlang pasca kelulusan pasti juga sangat diinginkan, tapi banyak jalan untuk mewujudkannya dan tidak hanya bekerja sebagai pegawai ataupun karyawan. Asal kita mau berusaha dan berdoa, Tuhan selalu bukakan jalan sukses untuk kita.



5. Tuhan Selalu Punya Rencana Paling Indah Untuk Kita, Terima Keadaanmu dan Bersyukurlah


Saat kamu berencana untuk bekerja di satu bidang tertentu tetapi kenyataannya bidang tersebut menolakmu, maka jangan berkecil hati. Terimalah dengan lapnag dada dan bersyukurlah. Tuhan selalu punya rencana paling indah untuk kita. Jika saat ini kita ditolak untuk satu pekerjaan tertentu, maka suatu saat nanti kita akan merasakan kebahagiaan karena satu pekerjaan tertentu tidak punya alasan untuk menolak kita. Yakinlah!